google-site-verification=n6ca5iMP63sLFOsWnBlwpiLVpvVcCEHaHMKGzdC8ZcY INFO UNIK | PENGETAHUAN UNIK | PARIWISATA Virus Korona : Ular atau Kelelawar Penyebabnya ?

Virus Korona : Ular atau Kelelawar Penyebabnya ?


Virus Korona - Para ahli masih belum bisa menentukan penyebab pasti merebaknya coronavirus dari Wuhan, China. Masih menjadi misterius, beberapa orang meyakini virus ini disebarkan oleh kelelawar, namun beberapa orang menganggap jika ular-ular beracun seperti kobra China diduga sebagai sumber dari strain terbaru coronavirus yang kini mewabah di China.

Hal itu terungkap dalam artikel berjudul Snakes could be the original source of the new coronavirus outbreak in China yang diterbitkan oleh The Conversation, Kamis (23/1/2020). Artikel itu ditulis oleh tiga profesor mikrobiologi dari University of Pittsburg, yaitu Haitao Guo, Guangxiang "Geoerge" Luo, dan Shou-Jiang Gao.

Dugaan itu berdasarkan penelitian terhadap sampel virus dari pasien di China untuk menentukan kode genetik virus. Strain baru virus corona ini merupakan satu keluarga dengan virus-virus berbahaya yang sebelumnya pernah membunuh ratusan orang di dunia, yakni severe acute respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV) dan Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV). WHO menyebut virus corona baru ini sebagai new coronavirus 2019-nCoV.


2019-nCoV

Coronavirus menular melalui udara terutama menginfeksi saliran pernafasan atas pencernaan mamalia dan unggas. SARS-CoV dan MERS-CoV dapat menginfeksi saluran udara atas dan bawah (paru-paru) sehingga menyebabkan gangguan pernafasan dan komplikasi pada manusia. Virus corona baru atau 2019-nCoV ini memiliki gejala yang sama dengan SARS-CoV dan MERS-CoV. Sayangnya, saat ini belum ada vaksin atau antivirus untuk mematikan coronavirus.

Menurut ketiga peneliti ini, SARS dan MERS merupakan penyakit virus zoonotic, artinya pasien pertama terinfeksi langsung dari hewan. Hal ini dimungkinkan karena virus ini mengalami sejumlah mutasi gen ketika menginfeksi tubuh manusia. Kini, virus itu telah mampu menular dari manusia ke manusia.

Dalam kasus 2019, muncul laporan bahwa kelompok pasien pertama yang masuk rumah sakit adalah para pekerja dan pelanggan pasar grosir seafood. Pasar itu juga memproses daging dan hewan hidup seperti unggas, keledai, domba, babi, unta, serigala, musang, tikus bambu, landak, dan reptil.


"Sejak tidak ada laporan temuan coronavirus menginfeksi hewan air, maka yang paling masuk akal adalah coronavirus mungkin berasal dari hewan lain [selain hewan air] yang dijual di pasar itu," tulis ketiga profesor tersebut.



Dari Kelelawar Hingga Ular

Para peneliti menggunakan analisis kode protein yang disukai oleh coronavirus baru dan membandingkannya dengan kode protein dari coronavirus yang ditemukan di host hewan yang berbeda, seperti burung, ular, marmut, landak, manis, kelelawar dan manusia. Yang mengejutkan, mereka menemukan bahwa kode protein pada 2019-nCoV paling mirip dengan yang digunakan pada ular.

Ular sering berburu kelelawar di alam liar. Laporan menunjukkan bahwa ular dijual di pasar makanan laut lokal di Wuhan, meningkatkan kemungkinan bahwa 2019-nCoV mungkin telah melompat dari spesies inang - kelelawar - menjadi ke ular dan kemudian ke manusia pada awal wabah koronavirus ini. 

Hipotesis tentang sumber coronavirus ini juga terlontar dalam edisi terbaru Jurnal of Medical Virologi. Para peneliti membuat analisis dan membandingkan jaringan genetik 2019-nCoV dan coronavirus yang lain.

Studi tersebut mengungkapkan virus baru ini paling terkait dengan kelelawar seperti SARS dan MERS. Kelelawar menjadi salah satu terduga sumber 2019-nCoV atau corona baru. Jika benar sumbernya adalah kelelawar, virus dari kelelawar diduga telah bermutasi sebelum menginfeksi manusia.

"Tapi jika peneliti menunjukkan lebih detail tentang analisis bioinformatik dari 2019-nCoV, hal itu akan menunjukkan coronavirus bisa datang dari ular," bunyi artikel tersebut.

Peneliti menggunakan analisis kode protein virus corona baru dan membandingkannya dengan coronavirus dari berbagai hewan seperti burung, ular, marmot, landak, kelelawar, dan manusia. Hasilnya, mereka menemukan kode protein dalam 2019-nCoV atau virus corona baru paling mirip dengan yang berasal dari ular.

Ketiga ilmuwan Pittsburg ini mengaitkan perilaku ular di alam bebas yang sering memangsa kelelawar. Hal itu sejalan dengan temuan banyaknya ular yang dijual di pasar seafood di Wuhan, China.

Karena itu, dugaan saat ini adalah 2019-nCoV menyebar dari kelelawar ke ular, lalu ke manusia. Inilah yang menjadi awal penularan wabah virus corona baru.

Penulis laporan dan peneliti lain harus memverifikasi asal virus melalui percobaan laboratorium. Mencari urutan 2019-nCoV pada ular akan menjadi hal pertama yang dilakukan. Namun, sejak wabah, pasar makanan laut telah didesinfeksi dan ditutup, yang membuatnya sulit untuk melacak hewan sumber virus baru.

Pengambilan sampel RNA virus dari hewan yang dijual di pasar dan dari ular dan kelelawar liar diperlukan untuk mengonfirmasi asal virus. Meskipun demikian, temuan yang dilaporkan juga akan memberikan wawasan untuk mengembangkan protokol pencegahan dan pengobatan.

Wabah 2019-nCoV adalah pengingat lain bahwa orang harus membatasi konsumsi hewan liar untuk mencegah infeksi zoonosis.

"Namun bagaimana virus dapat beradaptasi dalam kedua hewan berdarah dingin [kelelawar dan ular] dan makhluk berdarah panas [mamalia dan manusia] masih menjadi misteri," tulis ketiga ilmuwan tersebut.

DOWNLOAD GAME ONLINE SERU !!! DI SINI




Posting Komentar

2 Komentar